Selasa, 27 Oktober 2015

Ibu...

Gelisahku merebak. Raguku mencuat. Rasa sedih menyeruak. Memuncak. Di dalam gulana aku terjebak. Mataku masih nyalang, tidak mampu terpejam. Benak ku berkelana tak tentu arah tujuan. Senyap semakin merajai malam.
Kesunyian yang lenggang membuat kesendirianku semakin sempurna. Mendadak perasaan rindu pada tangan ibu. Tangan yang ingin ku genggam untuk berbagi gundah.

8 tahun lalu ibu sudah meninggalkanku. Ia sudah tidur terlelap lebih dulu untuk selamanya. Paru- paru akut membuat pertemuan kami kala itu pertemuan yang terakhir. Di atas tempat tidur ia
tergolek lemah, tak berdaya. Ia menatapku dengan pandangan linangan air mata. Lidahnya kelu.
Tiada kata terucap dari bibirnya. Tetapi sorot matanya aku bisa mengerti, ia pun berat berpisah denganku.

Lalu kurasakan tangannya yang hangat menjadi dingin membeku. Saat itu aku hanya mampu mengucurkan air mata. Kupeluk erat dirinya dengan harapan bisa membagi sebagian rasa hangat yang aku miliki kepadanya. Aku berharap tangannya membelaiku seperti biasanya. Tetapi sia-sia. Ia tetap diam terbujur kaku.
Aku meletakan jemari di dahi sembari memutar memori masa lalu. Menurutku masa lalu lebih
menyenangkan daripada memikirkan masa depan. Kata orang, masa lalu adalah impian, masa depan adalah harapan dan hari ini adalah kenyataan. Jadi, sebaiknya kita selalu memikirkan
tentang masa depan. Tetapi, saat ini aku justru merasa takut memikirkan masa depan.

Saat ini ingin rasanya aku mencari ibuku. Banyak pertanyaan bergelayut di hati dan otak ku.
Tentang arti hidup. Tentang arti cinta. Tentang arti perih bila di hadapkan pada sebuah kekecewaan. Bukankah hidup di ibaratkan dari cerita-cerita yang terdiri dari beberapa episode.
Cerita yang memaksa kita untuk menjalaninya menurut skenario yang telah di atur oleh Sang
Pencipta. Aku ingin bercerita tentang semua yg ada dalam
diriku, semua liku hidup yg terjadi padaku. Bercerita bila mengingatmu perasaan rindu yang membah bila tak bertemu dan rasa enggan
berpisah bila sudah bersua. Aku ingin berteriak. '' Ibu...!!! Gadis kecilmu sekarang sudah beranjak
dewasa. Dimana kenyataan hidup menerpa bagaikan diri di permainkan nasib...''.
Aku ingin ibu menjawab semua pertanyaan yang memenuhi otakku. Tetapi tanya aku tak berujung jawab. Ibu tiada di sisiku mengulas kata, sehingga raguku mengempas langit. Tetapi kemudian ak sadar bahwa itu sekedar siluet-siluet yang kuciptakan sendiri. Kenyataan engkau tidak ada di sisiku...
Aku menghela nafas panjang. Cuplikan-cuplikan masa lalu berlompatan di otakku. Aku sibuk mengumpulkannya menjadi rangkuman renungan. Dan benakku bagaikan proyektor yang mengulangnya kembali seakan-akan semua itu terjadi beberapa hari yang lalu...

Beruntunglah kalian yang masih memiliki seorang ibu. Masih merasakan tangan ibu yang halus dan lembut dengan jemari yang lentik. Tangan ibu yang membelai dikala sedang sakit juga mencubit jika nakal...

Ibu....
Moga engkau damai di sisi-Nya.
Moga engkau diberi rahmat dan ridho-Nya...
Tanpa putus doa anak gadismu yang selalu menyertai...
Ada dan tiada dirimu kan selalu ada dihatiku...

1 komentar:

  1. Best bets for soccer today - Sports Toto
    Today, we're herzamanindir.com/ going to tell you a few key to checking into soccer 도레미시디 출장샵 betting apps. of febcasino the most popular 토토사이트 soccer betting options and bsjeon.net which ones will

    BalasHapus