Minggu, 18 Oktober 2015

Flash back

Chapter 1: High school madness

Flash back.  Dimana segala cerita masa lalu sudah terangkum rapi dalam memori,  baik itu cerita sedih maupun  bahagia. Cerita yang sampai kapan pun akan tersimpan disudut memori dalam otak kita. Sebuah memori yang membuat kita,  untuk sebagian banyak orang mungkin akan memiliki suatu perandaian 'wish i could turn back time ' , andai waktu bisa berputar kembali ke masa lalu dimana cerita dan kenangan itu tercipta. Back to that time untuk membuat indah cerita yang buruk, dan memperbaiki dari suatu kata 'penyesalan'.
Bercerita tentang masa lalu, kenangan menarikku kembali ke waktu dimana aku hidup masih dalam masa ababil (abg labil). High school madness.

Kegilaan masa SMU, itu judul untuk masa high school - ku hehe... Masa yang katanya masih dalam fase pencarian jati diri, padahal mah ga, tuh. Jati diri justru terbentuk ketika kita menginjak dunia kuliah atau kerja dimana kita dituntut untuk menentukan apa yang terbaik untuk masa depan kita. Setidaknya itu yang aku rasakan selama ini. Langkah kita yang menentukan masa depan kita. Masa depan cemerlang atau biasa aja atau malah masa depan suram, dan itu ditentukan dari langkah awal kita. Kegilaan masa remaja kala itu tidak aku anggap hal yang negatif karena masih dalam fase 'coba-coba' tapi 'ciut nyali' untuk mencoba yang pada akhirnya cukup sekedar tahu aja meskipun tak dipungkiri memang banyak hal negatif benar-benar menjadi suatu godaan yang sulit dihindari.

> MOS in story
MOS. Masa Orientasi Siswa. Kala itu. Awal perubahan ku dari gadis 'pendiam dan pemalu' menjadi 'bawel dan tak tahu malu'. Bagaimana ceritanya, tuh? Entahlah, yang jelas pribadiku berubah seiring waktu. Ada yang bilang, kepribadian  seseorang itu sebagian besar karena faktor orang tua yang menciptakannya, tapi tidak menurutku. Yang diwarisi orang tua adalah watak sedangkan  kepribadian  seseorang sebagian besar lingkunganlah yang mencetaknya, orang tualah yang mengarahkan. Betul tidak??  :3 -pout-
Mos yang mengumpulkan banyak karakter tiap orang dalam satu lingkungan, yaitu sekolah. Masa itu aku tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain, aku lebih cenderung lebih banyak diam untuk melihat seperti apa katakter orang yang ada dihadapanku, setelah itu menyesuaikan. Diawal perkenalan, teman-teman mengira bahwa aku orang yang pendiam dan tak banyak tingkah, dan aku pun bersikap seperti yang mereka kira tanpa memperlihatkan 'watak' asliku :3 -pout- . Baru setelah hampir setengah semester, mereka baru tahu sifat aku yang kalem tapi meledak-ledak. Kalem tapi meledak? Bom kali yee hehe.... Dan setengah semester itulah yang membuatku tergabung dalam sebuah 'geng' yang bernama 'the erorr' dengan 8 orang member termasuk aku. Kenapa dinamain 'the erorr'? Mungkin karena otak mereka lelah makanya jadi erorr hehe....
Sebenarnya hal yang umum mungkin dan sudah menjadi tradisi dikalangan sma mempunyai teman 'geps' atau geng sendiri-sendiri baik itu dalam satu kelas atau beda kelas. Sebuah geng yang menyatukan berbagai macam karakter dan sifat tapi dituntut untuk bisa kompak dan membangun jiwa solidaritas yang tinggi. Ceiileee bahasanya bikin mrrinding hehe... Tapi benar lho, kita benar-benar dituntut kekompakannya atas dasar solidaritas baik solidaritas dalam hal negatif ataupun positif.  Dan atas nama solidaritas kadang kita terjerumus pada sesuatu yang tidak diinginkan.
(To be continue... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar