Kamis, 15 Desember 2011

episode yang bikin gondok


Ini ceritaku. Cerita yang membuatku bertanya-tanya sampai detik ini. Entah karena sedang melamun atau apa yang jelas cerita yang nggak jelas ini membuatku nggak mengerti. Aku kurang percaya pada takhayul apalagi yang berkenaan dengan sesuatu yang mistis atau hal yang seram-seram. Nonsense.
Sampai kejadian ini terjadi, aku bertanya-tanya dan pikiranku berubah tentang hal-hal yang diluar akal manusia.

Kejadiannya beberapa hari yang lalu. Aku baru beres menyelesaikan pekerjaanku tepat pukul 18.00 petang. Harusnya aku pulang lebih awal dari jam tersebut, tapi karena pekerjaanku yang menumpuk yang mengharuskan aku overtime untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa.

Petang itu, setelah membereskan pekerjaanku membuat laporan hasil kerjaan para karyawan, aku langsung beranjak keluar ruangan, setelah membereskan meja kerjaku tentunya. Karena berkutat seharian dengan pekerjaan, membuat perutku tidak bisa diajak kompromi- lapar akut. Maka, usai kerja aku tidak langsung pulang melainkan mampir dulu ke kantin belakang untuk memuaskan hasrat cacing diperutku yang kelaparan. Aku memilih kantin yang letaknya tak jauh dari parkiran, tempat aku memarkirkan motorku. Agar selesai makan aku tak perlu berjalan jauh mengambil motorku.
" Emot, mau langsung pulang?" tanya Teh Ema, rekan kerjaku.
Sedikit pemberitahuan. Di tempat kerja jarang yang memanggil aku dengan nama asli ku. Kebanyakan dari mereka memanggilku 'emot' karena otakku yang terkadang lemot. Atau sekedar ikut-ikutan teman yang lain karena lebih enjoy memanggil emot atau karena tidak tahu namaku? Entahlah....
" Nggak, Teh... Mau mampir dulu ke kantin. Perut laper, nggak kuat." jawabku seraya melangkah ke ruang kantin.
Setelah memesan makanan, aku langsung memilih meja yang terdapat segerombolan makhluk yang bernasib sama denganku. Korban kelaparan karena overtime.
" Tumben lu makan jam segini? Biasanya juga langsung pulang." tanya Inay, heran melihatku makan di kantin jam pulang.
" Cacing di perut gue susah di ajak kompromi. Laper." jawabku seraya melahap hidangan yang tersedia dimeja.
" Bukan karena 'bad-mood' didatangin mimpi buruk, kan.?" timpalnya, berlagak menggoda.
Aku mengkerutkan kening, kurang mengerti dengan ucapan Inay.
" Ntuuuu... Di status facebook. ' i'm in bad-mood' gara-gara mimpi semalem." ocehnya lagi.
Aku tersenyum mesem setelah 'ngeh' maksud ucapan Inay.
" Ah... Gue tahu. Lu mimpi mesum, ya.?" timpalnya lagi yang membuatku tersedak makanan.
" Sarap lu. Bukan. Gue mimpi mantan gue mesra-mesraan sama cewek lain di depan gue. Sumpah lo... gara-gara itu mimpi bikin gue bete seharian."
Inay tertawa terkekeh, sedangkan aku sok berlagak cemberut.
Ketika asyik menyantap makanan, tiba-tiba saku depan celanaku bergetar. Ponselku berbunyi tanda pesan masuk. Kurogoh saku lalu ku tekan keypad ponsel membuka pesan. Ah, pesan dari Teh Ema.
" Mot, dah plg blm?
Dengan lancar jari-jari menekan keypad , membalas sms.
" Blm, Teh Ema. Ak msh dkntin. Teh Ema dmn? Mo plg breng?" tanyaku lewat sms.
Tak lama balasan sms pun kembali bergetar.
" Ak msh d mshla. Iy?, tngguin ya."
Aku bergegas menyelesaikan makanku. Lalu beranjak dari kursi dan menangkan keluar menuju parkiran. Artinya di parkiran, aku langsung menstater motor dan membiarkannya menyala beberapa menit menunggu mesin panas.
" Mot...!" panggil seseorang dari belakang.
Aku menoleh ke arah suara. Itu Teh Ema. Dia baru keluar dari mushola.
" Aku mau ke ruang loker dulu, ya. Sebentar kok..." ujarnya. Aku mengangguk seraya tersenyum dan memperhatikan Teh Ema yang berjalan memasuki ruang loker yang letaknya tak jauh dari parkiran.
Seraya menunggu, aku duduk di motor yang sengaja aku panasin dengan membiarkannya menyala.

Lama aku terdiam menunggu. 5 menit.....10 menit tapi Teh Ema belum juga keluar dari ruang loker.
" Lama banget, sih. " pikirku kesal ditambah parkiran yang sepi.
Aku beranjak dari motor dan berjalan menuju ruang loker, menyusul Teh Ema.
Aku terdiam terpaku ketika kudapati tidak ada seorangpun di ruang loker. Aku celingak-celinguk, mataku mengedarkan ke seluruh ruangan loker tapi tidak ada sosok Teh Ema.
" Kemana dia...?"gumanku lirih.
Aku merogoh saku celana, mengambil ponselku.
" Teh Ema dmn?" tanyaku lewat sms.
Mataku kembali mengedarkan keseluruh ruangan loker. Tetap tidak ada. Aneh.
Episode yang bikin gondok

Aneh. Kok bisa, ya?. Padahal aku lihat sendiri dia masuk ke ruang ini, bahkan sampei 10 menit berlalu aku menunggu, aku tidak melihat dia keluar. Tapi kenapa nggak ada ? Atau dia udah keluar dan pulang duluan tanpa aku sadari ? Tapi itu tidak mungkin. Teh Ema sholat di mushola belakang yang berada dekat parkiran dan loker. Kalaupun keluar pasti melewati area parkir tempat aku berada. Tapi kenyataannya tidak ada. Dalam keheranan aku terhenyak kaget ketika ponselku berdering yang disertai getar. Ada pesan dari Teh Ema.
" Ak dah ddpn pntu receiving." pesan singkat Teh Ema.
Hahh !!! Kok bisa ??? Pintu receiving kan di depan, dekat pintu keluar, kapan Teh Ema ngelewatnya ???
" Braaakkk...!!!"
Jantungku serasa copot karena kaget ada suara yang jatuh. Suara bersumber dari dalam ruang loker.
Aku melihat kembali ke ruang loker. Tak ada satu pun benda jatuh, tapi kenapa suara itu terdengar jelas ?

Tanpa pikir panjang aku langsung kembali ke parkiran dan langsung menaiki motorku. Dan ketika hendak melaju, ujung mataku menangkap sosok putih di pojok parkiran.
Sedikit terhenyak kontan aku menoleh ke pojok parkiran . Tapi tidak ada sosok putih yang terlihat oleh ujung mataku itu. Tiba-tiba perasaanku mendadak tidak enak. Ditambah bulu kudukku yang berdiri.
Belum aku melajukan motorku, tiba-tiba aku mendengar suara cewek menangis sesaat kemudian tangisan itu berubah jadi suara tawa. Bulu kudukku semakin berdiri.
Hahh ??? Apa itu...???
Dengan perasaan takut aku mengedarkan pandangan mencari sumber suara. Dan...
" Hahh...?? Astaga...!!!

Mataku terbelalak ketika melihat sesosok cewek dengan rambut tergerai panjang. Suara tangisannya membuat seluruh perbuluan di tubuhku pada berdiri.
Cewek itu sesaat menangis, lalu tertawa cekikikan dengan kepala tertunduk dan rambut tergerai ke depan.
Tubuhku mendadak kaku nggak bisa bergerak. Untuk menggerakkan tangan sekedar menarik gas pun nggak bisa. Rasa takutku semakin menjadi ketika sosok cewek itu berhenti menangis lalu kepalanya perlahan bergerak dan menatap ke arahku.

Aku panik bercampur rasa takut yang amat sangat. Kulihat sosok makhluk itu. Hahh... Dia tetap menatapku, kali ini wajahnya terlihat jelas, muka putih pucat dengan dengan kantung mata yang hitam dan...., astaga !!!! Bola matanya putih semua.
Tubuhku tetap merasa kaku, tak bisa bergerak. Dan..., Hahh ?!! Jantungku berdegub kencang sekali ketika kulihat sosok itu berjalan perlahan dengan kaki terseok-seok, ke arahku.
Aku panik, bukan-tapi takut. Sekuat tenaga aku berusaha menarik gas motor. Tapi tubuhku benar-benar terasa kaku.
Cewek itu terus melangkah terseok ke arahku. Wajahnya tertunduk dengan rambut terurai ke depan tapi.... Matanya tajam melihat padaku.
Astaga..!!! Ingin aku teriak tapi nggak bisa. Suaramu nggak keluar.
Aku terus melihat cewek itu, semakin mendekat.... Mendekat...wajahnya semakin terlihat jelas. Dia menyeringai ke arahku.
' ya Allah tolong..,' dalam hati aku terus menyebut nama-Nya dengan memejamkan mata.

Suasana tiba-tiba hening. Mataku tetap terpejam. Tak ada suara langkah yang terseok ataupun suara tangis dan tawa. Sudah pergikah dia??? Kurasakan tangan dan tubuhku bergetar hebat saking takutnya.
Tetap hening ku dengar. Perlahan aku mencoba membuka mata...perlahan aku sedikit memicingkan mata melihat ke arah makhluk tadi mendekat. Tidak ada.
Aku memberanikan diri membuka mata Lebar-lebar. Dan...,
"Aaaaaaaarrrrrrggggg...."
Makhluk itu sudah berada di depanku , jaraknya tak jauh dari wajahku. Aku menangis saking takutnya. Wajah mahkluk itu benar-benar mengerikan. Wajahnya keriput seperti lilin yang meleleh. Kantong mata yang hitam dan bola mata putih semua serta mulutnya menyeringai lebar.
' Astagfirullah....Astagfirullah....'
Dengan tubuh bergetar pandanganku kabur. Dan selanjutnya aku tidak tahu apa yang terjadi.

Ketika aku tersadar, aku sudah berada di kamar rumahku dengan mama yang tengah duduk disamping seraya membelai rambutku.
Menurut cerita, aku ditemukan oleh Teh Ema yang sedang menungguku saat itu serta sekuriti yang tengah bertugas.
Seumur hidup aku, baru kali ini aku mengalami kejadian mistis seperti tadi malam. Hal yang aku anggap takhayul pun mau nggak mau memaksaku untuk mempercayainya.
Baru kali ini aku mengalami episode yang bikin gondok.
Gondok karena harus melihat penampakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar