Selasa, 15 November 2011

catatan patah hati....

Patah hati...?? Rasa tak terima yang akan muncul bila mendengar dua kata itu. Kalau aku ingat, sudah hampir setahun kamu meninggalkan aku. Meninggalkan cerita yang kini jadi kenangan. Kamu seketika keluar dari lingkaran hidupku dengan meninggalkan perasaan traumatik yang tak bisa dihapus dalam sejarah hidupku.

Mungkin semua ini karena salahku karena salah mengartikan cinta hingga memberikan segalanya pada yang dicintai. Terlalu menggantungkan harapan pada janji-janji indahmu. Hingga ketika kenyataan kamu tak bersamaku lagi dan mengingkari semua janjimu, aku depresi. Terpuruk.
" aku tidak yakin kalau kamu adalah jodohku. Aku ingin sudahi saja hubungan kita ini. Aku ingin fokus membahagiakan kedua orang tuaku dahulu..." ucapmu kala itu beralasan. Padahal aku tahu bukan karena keluargamu kamu memutuskan hubungan ini tapi karena ada gadis lain yang tengah menantimu. Aku shok.
Aaaahh.... Kau pikir kau Tuhan yang bisa menentukan tentang jodoh seseorang...??

Awal bulan pertama rasa tak terimaku pada kenyataan yang ada semakin memuncak. Sedih, amarah, kecewa semua bercampur menjadi satu. Ingin rasanya aku menuliskan label "kapok" besar-besar dikepalaku pada apa yang dinamakan cinta. Omong kosong.
Tapi....ketika merasakan berbagai rasa itu aku merenung. Batas perenungan yang membuatku tersadar akan sesuatu....
Tuhan.... Mungkinkah ini teguran-Mu padaku ?? Karena selama ini, demi menjadi seseorang yang sempurna dimata ciptaan-mu aku menjadi lalai. Aku melupakan-Mu.

Sedikit demi sedikit aku berusaha endapkan rasa tak terimaku itu. Belajar berproses dengan kata kunci sabar dan tegar. Percaya Tuhan punya rencana indah dibalik teguran-Nya padaku.
Kadang terbersit dibenakku ketika rasa tak terima itu hadir kembali.
Andai saja Tuhan mau menerima doa-doa buruk hamba-hamba-Nya, mungkin aku akan selalu memanjatkan seribu satu doa buruk untuknya.... Mungkinkah Tuhan....??
Tapi aku enggan melakukannya. Aku tahu, Tuhan Maha Adil dan aku tidak mau ketika keadilan Tuhan ditunjukan untukku dengan meng-amininya untukku juga. Tapi satu pintaku saat ini....
'Tuhan sembuhkanlah luka hatiku. Afirmasikan lewat angin kalau dia memang tak layak untukku...'

Beberapa bulan terakhir ini, mungkin cukup bagiku untuk menikmati perenunganku.
Perenungan dalam menyikapi kenyataan yang tak sesuai dengan inginku. Berproses....itulah aku saat ini. Berproses belajar menjadi diri yang lebih tegar.
Aaaaahh.... Tuhan, betapa nikmat proses-Mu. Kalaupun aku menangis bukan berarti aku cengeng, hanya kadang kala terselip perasaan rapuh dalam tegarku.

Kini... Bukan dalam keadaan terpuruk ku sampaikan padamu sesuatu yang membuatku lebih tegar dari masa kelamku. Perenungan yang tidak hanya pada airmata yang menetes karena sebuah penyesalan. Penyesalan yang akan aku bawa untuk seumur hidup aku. Ku yakini satu hal....
Tuhan melatih kesabaran dalam kesendirian.
Tuhan melatih ketegaran dalam kesakitan.

Teruntukmu yang mungkin telah melupakanku....
Dengan tersenyum ku ucapkan padamu...selamat tinggal....